Pengalaman Pertama Dengan Hidroponik
Hidroponik?
Adalah kata yang sudah tidak asing lagi. Sudah pernah di dengar dan juga sudah sedikit mengetahuinya secara umum. Namun belum tau secara detail tentang apa itu seluk beluk dari hidroponik. Cukup tertarik mendalaminya setelah tau akan diadakan lomba tentang urban farming yang didalamnya ada unsur hidroponiknya.
KKSI atau Kamp Kreatif Siswa SMK Indonesia adalah nama lomba tersebut. KKSI merupakan Event Nasional yang rutin diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan & Kebudayaan serta Direktorat Jendral Vokasi dibantu oleh SMK Pengampu atau penyelenggara. Pada tahun 2021 ini, SMK penyelenggaranya adalah SMK Negeri 11 Semarang. KKSI tahun ini dilaksanakan secara daring karena pandemi covid-19. Ini merupakan pengalaman pertama bagi sekolah kami. Dari 112 kelompok, hanya SMK Muhammadiyah Watulimo yang mengikuti lomba ini dari Kabupaten Trenggalek.
Tidak di sangka dan di duga SMK Muhammadiyah Watulimo memberanikan diri untuk bersaing dengan sekolah-sekolah lain se-Indonesia dalam lomba di bidang pertanian ini. Walaupun tidak ada jurusan pertanian, namun semangat juang pembina yang didukung oleh ketiga murid serta rekan-rekan kerjanya, membuat mereka terus maju untuk mencoba sesuatu yang baru.

Adapun penjelasan diadakannya lomba ini adalah sebagai berikut. Urban Farming atau Pertanian Urban adalah praktik budidaya, pemrosesan, dan disribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Dalam arti luas, urban farming mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Organisasi pangan dunia, the Food and Agriculture Organization (FAO), mendefinisikan urban farming sebagai upaya membudidayakan tanaman dan memelihara binatang ternak dalam lahan terbatas pada kawasan perkotaan (www.fao.org).
Adapun produk dari budidaya tersebut beraneka ragam, mulai dari tanaman padi-padian (termasuk padi, gandum, dan sejenisnya), buah-buahan, dan sayur-sayuran. Untuk binatang peliharaan juga bermacam-macam, misalnya ayam, kelinci, ikan, kambing, dan sebagainya. Sedangkan tujuan dari pelatihan dengan topik urban farming ini sebagai berikut :
- Inovasi Pembelajaran
Guna memenuhi kebutuhan pangan dengan pertumbuhan penduduk dan penyempitan lahan dan dihasilkan di lokasi dekat dengan pengguna maka konsep urban farming atau pertanian perkotaan (urban agriculture) menjadi solusi yang dapat diandalkan. SMK Pertanian ditantang untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajarannya sehingga kompetensi yang dikuasai pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik mampu menjawab tantang secara berkelanjutan.
- Asas Manfaat
Pengembangan urban farming memiliki peran dan manfaat yang luar biasa bagi ketahanan pangan dan kelangsungan hidup masyarakat pada umumnya.
- Nilai Ekonomis
Melalui penerapan urban farming diharapkan mampu menghasilkan berbagai kebutuhan pangan di perkotaan di lokasi yang dibutuhkan sehingga memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan bagi siapapun yang serius menggelutinya.
- Peluang di Masa Depan
Urban farming di masa mendatang akan menjadi kebutuhan dan idola yang memikat pelaku agribisnis khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Dengan tujuan yang sangat kompleks dan menarik tersebut, semakin membuat tim SMK Muhammadiyah Watulimo ingin mempelajari urban farming lebih dalam. Pada pelatihan pertama tanggal 24 Agustus 2021, disampaikakn materi tentang Konsep Urban Farming. Didalamnya membahas tentang latar belakang munculnya urban farming. Berikut point – pointnya :
- Depresi/tekanan ketika masalah kekurangan makanan muncul.
- Penurunan kualitas hidup yang dialami oleh masyarakat kota.
- Masifnya pembangunan di perkotaan menyebabkan tergusurnya ruang-ruang terbuka hijau.
- Mengelola wilayah perkotaan yang tercemar menjadi lingkungan yang nyaman dan sehat untuk ditinggali.
- Pemanfaatan ruang dan lahan untuk optimalisasi ruang hijau.
Tidak dapat dipungkiri, kelak di daerah Watulimo ini akan terjadi penyempitan lahan dimana banyak sawah yang akan jadi perumahan dan hutan akan jadi jalan raya. Watulimo yang kaya akan lahan pertaniannya akan kalah dengan pemerintah yang meluaskan destinasi wisata. Sehingga para warga akan sulit untuk bercocok tanam dan memproduksi bahan pangan secara swadaya.
Maka dari itu, dibutuhkan inovasi yang tepat untuk tetap bertani ditengah lahan yang sempit. Konsep urban farming inilah yang bisa digunakan untuk memproduksi bahan pangan banyak di lahan yang sempit. Salah satunya dengan menanam secara hidroponik maupun vertikultur. Selain itu, konsep dari urban farming ini tidak hanya bertani atau berkebun saja. Namun juga bisa dipadukan dengan peternakan, perikanan dan juga komposting. Dengan demikian, dapat menunjang kondisi ekonomi masyarakat melalui pemasaran hasil panen urban farming.
Di SMK Muhammadiyah Watulimo memilih menanam sayuran secara hidroponik dalam lomba KKSI ini. Kami memilih sayuran sawi caisim dan bayam sebagai tanaman pertama yang kami tanam.
Mengapa kami memilih tanaman tersebut? Karena lomba ini dibatasi waktu selama tiga bulan, jadi kami harus memilih tanaman yang cepat panen agar kami bisa menyesuaikan waktu lomba. Dan tanaman tersebut juga menjadikan inspirasi bagi kami untuk memberi nama tim kami dengan sebutan “CAISIBA HIDROFUN” yang artinya dengan tanaman pertama yaitu sawi caisim dan bayam ini, kami berharap akan bisa mengembangkan hidroponik secara menyenangkan di sekolah kami khususnya dan di Kabupaten Trenggalek pada umumnya.
Selain bisa menikmati dan menjual hasil panen, kami berharap bisa memberikan edukasi kepada siswa serta siswi tingkat SMP sederajat mulai tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional. Kami juga berharap bisa menjadi inspirasi dan menjadi sekolah rujukan bagi sekolah-sekolah lain dalam bidang pertanian khususnya secara hidroponik.